Lampu Hias Berbahan Dasar Kardus Bekas
Nama : Fahreza Rifqi Priyatama
NIM : 03171025
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan kehidupan manusia di
hampir semua segi kehidupan tidak dapat dibendung kemajuannya. Perkembangan kehidupan
manusia tengah memasuki era yang sangat modern, dan seperti yang kita ketahui,
kini kehidupan manusia semakin dipermudah dengan berbagai fasilitas yang ada.
Untuk selanjutnya, dari hal ini akan timbul pula efek positif dan negatifnya.
Ketika kita merasa hidup semakin berjalan dengan mudah dan lancar, maka itu
merupakan salah satu poin positif yang dapat kita ambil dari pada kemajuan
peradaban di zaman ini. Sedangkan efek negatifnya adalah, sebagian manusia di
zaman ini malah semakin menjadi pemalas dikarenakan dipermudahnya segala urusan
di zaman ini sebab kemajuan di berbagai sektor kehidupan manusia. Kita ambil
satu contoh misalnya, sebagian besar manusia di zaman ini memiliki sifat
konsumtif yang cenderung meninggi dari pada manusia di zaman-zaman sebelumnya.
Sifat konsumtif yang cenderung tinggi ini, akhirnya membuat mereka menjadi
manusia yang kurang memiliki gagasan untuk berinovasi dalam membuat dan
memproduksi suatu produk tertentu yang dapat menunjang hidup mereka. Dengan
kata lain, sifat konsumtif yang tinggi dapat membuat malas seseorang untuk
mengembangkan potensinya, dan dapat membatasi gerak ide dan kreativitas orang
tersebut.
Selain itu, dari sifat konsumtif yang tinggi pada
manusia di zaman ini, berimbas juga pada sektor lingkungan, yakni meningkatnya
jumlah limbah dan barang bekas tak terpakai. Ketika kita berpikir cermat,
sebenarnya kita bisa mengatasi salah satu efek negatif ini. Kita dapat mengolah
limbah-limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat dan tentunya memiliki
nilai jual serta nilai ergonomisnya.
Di sini
kami mencoba membuat satu karya dari kardus bekas yang akan kami padukan dengan
rangkaian lampu sederhana, yang dapat digunakan sebagai penerang sekaligus
hiasan pada ruangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian pembuatan produk daur ulang limbah bekas
sebagai berikut:
1. Apakah pembuatan produk daur ulang limbah bekas
ini dapat berdampak baik terhadap lingkungan?
2. Apakah pembuatan produk daur ulang limbah bekas
ini dapat meningkatkan taraf hidup pereknonimian masyarakat?
3. Apakah hal tersebut dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
4. Apakah pengolahan ini dapat membuat kreativitas
seseorang menjadi tergerak dan mengalami peningkatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kami di sini adalah untuk
mengetahui seberapa besar dampak baik dari pengolahan limbah bekas ini terhadap
lingkungan, taraf perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan
kreativitas pada masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kami mengenai pengolahan limbah
bekas ini adalah:
1. Agar mengetahui seberapa penting menjaga
lingkungan;
2. Membantu menjaga kesejahteraan masyarakat dan
pencemaran lingkungan; serta,
3. Dapat meningkatkan taraf hidup dan kreativitas
masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Lampu pijar
Pengembangan lampu
pijar sudah dimulai pada awal abad XIX. Sejarah lampu pijar dapat dikatakan
telah dimulai dengan ditemukannya tumpukan volta oleh Alessandro Volta. Pada
tahun 1802, Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus listrik dapat memanaskan
seuntai logam tipis hingga menyala putih. Lalu, pada tahun 1820, Warren De la
Rue merancang sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam mulia
platina di dalam sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya
saja, harga logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan
ini lebih lanjut. Elemen karbon juga sempat digunakan, namun karbon dengan
cepat dapat teroksidasi di udara; oleh karena itu, jawabannya adalah dengan
menempatkan elemen dalam vakum.
Pada tahun 1870-an,
seorang penemu bernama Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New
Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam usaha merancang lampu pijar.
Dengan menggunakan elemen platina, Edison mendapatkan paten pertamanya pada
bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak praktis namun Edison tetap
berusaha mencari elemen lain yang dapat dipanaskan secara ekonomis dan efisien.
Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan juga menciptakan lampu pijar yang
dapat bertahan selama 13,5 jam. Sebagian besar filamen lampu pijar yang
diciptakan pada saat itu putus dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak
berarti secara komersial. Untuk menyelesaikan masalah ini, Edison kembali
mencoba menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu hampa
udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil menyalakan lampu yang mampu
bertahan selama 40 jam.
B.
Pengertian lampu pijar
Lampu pijar adalah
sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui
filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi
filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Lampu pijar
adalah suatu sumber cahaya yang membangkitkan cahaya sebagai hasil dari
pancaran suhu yang sangat tinggi. Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan
mengalirkan arus listrik yang dialirkan pada kawat halus (pijar) yang memunyai
tahanan serta titik lebur yang tinggi sehingga menimbulkan panas dan cahaya.
Lampu pijar sering disebut dengan lampu “Lampu Filament“ .
Lampu pijar tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga saat ini. Filament lampu pijar terbuat dari tungsten (wolfram), bola lampunya diisi gas. Bentuk , modifikasi material maupun pewarnaan gelasnya kini makin bervariasi.
Lampu pijar tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga saat ini. Filament lampu pijar terbuat dari tungsten (wolfram), bola lampunya diisi gas. Bentuk , modifikasi material maupun pewarnaan gelasnya kini makin bervariasi.
C. Jenis-Jenis Lampu Pijar
1. Lampu benang arang
Lampu
ini merupakan lampu pijar pertama yang dibuat oleh Thomas Alva Edison pada
tahun 1879. pada waktu yang sama , Swan di Inggris juga mencapai hasil yang
sama. Lampu – lampu pertama itu
menggunakan benang arang sebagai sebagai alat pemijar. Suhunya
mencapai 2000˚ C. cahaya yang dipancarka kemerah – merahan, dan flux cahaya
spesifikasinya 3 lumen ∕watt. Kerena menggunakan benang arang, lampu – lampu ini
memiliki koefisien suhu negative.
2. Lampu Vakum Kawat Wolfram
Lampu
ini merupakan hasil perkembangan dari lampu benang arang. Lampu ini diciptakan
oleh Coolidge Coil dari Amerika , dia berhasil membuat kawat
lampu pijar dari wolfram. Lampu ini bekerja pada temperatur suhu ± 2300˚C dan
mempunyai output cahaya yang lebih putih dari lampu benang arang.
Cahaya spesifikasinya sekitar 8 lumen ∕watt, pada mulanya bola lampu pijar
ini dikosongkan dari gas sehingga disebut lampu vakum.
3. Lampu Berisi Gas
Lampu
ini merupakan hasil perkembangan dari lampu vakum. Bola lampu ini diisi dengan
gas argon atau nitrogen, sehingga lampu tersebut mempunyai suhu kerja 2700˚C
dengan output cahaya spesifikasi kira – kira 12 lumen ∕watt.
Jenis
lampu ini berisi gas dengan tekanan kira – kira 1 atm, akan tetapi gas yang
diisikan itu juga mendinginkan kawat pijarnya. Karena itu lalu digunakan kawat
pijar spiral. Penemu kawat pijar spiral ini ialah Langmuir yang berasal dari
Amerika.
3.
Lampu Bi – arlita
Lampu
ini merupakan hasil perkembangan lampu berisi gas gas, lampu ini mempunyai
kawat pijar spiral ganda sehingga panas yang hilang percuma menjadi berkurang,
sehingga output cahayanya tinggi. Lampu ini merupakan penemuan dari Dr. W.
Geiss Philips. Output cahaya dari lampu ini kira – kira 14 lumen ∕watt
pada suhu kerja kawat pijar antara 2400˚C - 2700˚C. untuk mengurangi kesilauan
, sebelah dalam lampu ini diburamkan.
Lampu halogen tergolong lampu pijar yang kedalam bola lampunya di isi dengan unsur halogen diantaranya iodida. Gelas lampu halogen digunakan jenis gelas keras yang mampu Manahan temperature hingga 250ºC. disamping itu dengan memakai gelas keras tersebut memungkinkan bola lampu diisi dengan gas tekanan tinggi. Kesulitannya adalah memasukkan iodida kedalam bola lampu karena iodida korsif terhadap pompa yang digunakan untuk mengisikannya. Sehubungan dengan hal tersebut halogen yang kemudian digunakan adalah CH3 Br ( mono bromide metan ) atau CH2Br ( dibromida metan ). Lampu halogen berumur rata - rata pemakain 1000 hingga 2000 jam. Efekesi lampu halogen mencapai 20 lumen / watt. Umumnya umur lampu pijar biasa hanya sekitar 750 hingga 1.500jam, sementara umur lampu halogen bisa mencapai 2.000 hingga 4.000 Jam. 4. Lampu Halogen
Lampu pijar biasa berisi filamen tungsten, dibungkus dengan kaca dan disertakan di dalamnya campuran gas (umumnya Nitrogen, Argon dan Krypton). Ketika listrik disalurkan, maka filamen akan menjadi panas (bisa mencapai 2.000°C) dan kemudian terlihat membara. Bara terang tersebut kemudian menjadi sumber cahaya.
Faktor yang
mempengaruhi pendeknya umur lampu halogen adalah:
1. Kaca lampu disentuh
2. Kaca lampu terkena tetesan air akibat
kebocoran box lampu
3. Tegangan listrik yang kurang
(membuat filamen tidak menyala maksimal).
4. Banyak getaran / vibrasi
Lampu halogen termasuk dalam jenis
lampu pijar. Lampu halogen diciptakan dengan memperbaiki proses
lampu pijar biasa di atas, yaitu dengan mengurangi masalah menguapnya
tungsten. Kacalampu dibuat dari kaca kuarsa yang tipis dan tahan panas,
kemudian gas yang diisikan ditambahkan sedikit gas halogen.
Keterangan Gambar:
- Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya
dalam lampu halogen.
Secara kimia, gas halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten
(butir hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten.
- Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan
menguap.
- Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi
tungsten halida. Ketika halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang
sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen
kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen.
- Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan
cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang panjang.
D.
Pengertian
Karton/Kardus
Karton adalah kertas yang biasanya lebih tebal dan lebih
kuat dari kertas tulis atau kertas cetak, tetapi lebih fleksibel dan lebih
ringan dari kardus.Karton umumnya digunakan untuk bahan pembuatan kartu pos,
kartu remi,dan lainnya yang membutuhkan daya tahan lebih tinggi dari kertas
biasa. Tekstur kertas ini biasanya halus, tetapi juga dapat bertekstur atau
mengkilap. Berat kertas ini biasanya lebih dari 200 g / m 2 dan terdiri dari
satu atau lebih lapisan bahan yang diperoleh dari pulp mentah ataupun pulp
mekanis atau kertas daur ulang.
E. Jenis-jenis karton
1. Creasing
Karton field
creasing 250x187 Mengulik Karton Container Berbagai Tipe yang bermutu. Istilah ini berasal melalui bahasa
Inggris “crease” yang bertanda melipat maupun lipatan. Di dalam istilah karton package,
creasing sendiri ialah bakal lipatan dalam berupa cekungan lurus dimana
nantinya akan membantu proses melipat. Kedalaman tuk setiap creasing indonesia
berbeda-beda, pada umumnya berkisar ½ dalam ketebalan sheet dus sendiri. Datang
pula yang cuman sekitar ¼ malahan ¾ yang ketebalan sheet yang tetao dilipat.
Variety creasing sendiri datang 3 bentuk, yaitu position flat, indicate point
dan three level. Jenis creasing karton field apa yang pas digunakan pasti
tergantung pada type cetakan serta total dindingnya, apa single wall atau
double wall membrane.
2. Port
Slot maupun
slotter termasuk lubangan/garis dalam memotong dan memisahkan antara tutup
kardus(flap)
3. Piece
4. Flab Karton Field
Flap
termasuk tutup pada karton box sistem standard dan kegunaan utamanya seperti
penutup dalam kardus.
F. Jenis-jenis Limbah
Yang
pertama penggolongan limbah berdasarkan wujudnya. Seperti diketahui, zat dapat
digolongkan menjadi 3, yaitu padat, cair, dan gas. Begitupun dengan zat limbah.
1. Limbah
padat
Adalah
limbah yang berbentuk padat, contohnya limbah pasar, kotoran hewan atau manusia,
limbah padat industri, dan blotong dari proses pengolahan tebu menjadi gula,
dan lain sebagainya.
2.
Limbah Cair
Adalah
limbah yang berada dalam fasa cair. Contoh limbah cair yaitu air bekas
pencucian, air buangan usaha laundry, limbah cair yang berasal dari industri,
limbah cair tahu, dan lain sebagainya.
3.
Limbah Gas
Limbah
gas adalah limbah yang berada dalam fase gas, biasanya diperoleh dari hasil
pembakaran. Contohnya limbah yang dikeluarkan dari cerobong asap suatu pabrik
pengolahan.
G. Jenis limbah berdasarkan senyawa
Jenis jenis limbah juga dapat
digolongkan berdasarkan kandungan senyawanya. Ada limbah organik, ada pula
limbah anorganik.
1. Limbah
Organik
adalah
limbah yang mengandung senyawa-senyawa organik atau yang berasal dari
produk-produk mahluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. limbah organik cenderung
lebih mudah ditangani karena dapat terdekomposisi menjadi senyawa organik
melalui proses biologis (baik aerob maupun anaerob) secara cepat. Contoh limbah
organik misalnya tinja, kertas, limbah rumah jagal hewan, limbah pasar dari
jenis dedaunan atau sayuran sisa, dan lain sebagainya.
2. Limbah
Anorganik
adalah
limbah yang lebih banyak mengandung senyawa anorganik, biasanya cenderung lebih
sulit ditangani. Contoh limbah anorganik misalnya kaca, plastik, logam berat,
besi tua, dan lain sebagainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
yang dipilih ialah Perumahan Bengkuring yang terletak di Kota Samarinda.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga Maret 2017.
3.2 Rencana Penelitian/ Tahap Pengerjaan
1.
Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat lampu hias dengan
kardus. Yaitu untuk alat; Cutter, Penggaris, Gunting, Solder, Lem tembak dan
Pilox untuk mewarnai kardus. Dan untuk bahan; Kabel, Fiting lampu, Lampu dan
Kardus bekas untuk tempat menaruh lampu.
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Membuat bahan
3.3 Jadwal Penelitian
No
|
Tahap
Penelitian
|
Bulan
|
1.
|
Menyiapkan
bahan dan membuat bahan
|
Januari
|
2.
|
Mengecek
kembali apakah dapat berfungsi dengan baik dan menguji alat yang sudah jadi
|
Februari
|
3.
|
Dipamerkan
kepada masyarakat Perumahan Bengkuring
|
Maret
|
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah
dilakukannya penelitian dan pembuatan lampu hias dengan kardus, maka dapat
disimpulkan bahwa
1.
Dengan membuat lampu hias
berbahan dasar kardus bekas, dapat dikatakan bahwa kita telah berpartisipasi
dalam perbaikan lingkungan dan mengurangi limbah yang tidak terpakai lagi.
2.
Dengan membuat lampu hias
berbahan dasar kardus bekas, dapat dilakukan terobosan dalam mencari inovasi
agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat bersama dengan membuat
lampu hias dalam bentuk yang serupa.
DAFTAR PUSTAKA